Kabupaten Enrekang

Kabupaten Enrekang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Enrekang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.786,01 km² dan berpenduduk sebanyak ±190.579 jiwa. Ditinjau dari segi sosial budaya, masyarakat Kabupaten Enrekang memiliki kekhasan tersendiri. Hal tersebut disebabkan karena kebudayaan Enrekang (Massenrempulu'), berada di antara kebudayaan Bugis, Mandar dan Tana Toraja. Bahasa daerah yang digunakan di Kabupaten Enrekang, secara garis besar terbagi atas 3 bahasa dari 3 rumpun etnik yang berbeda di Massenrempulu'. 3 bahasa tersebut adalah Bahasa Duri, Enrekang dan Maiwa. Bahasa Duri dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Alla', Baraka, Malua, Buntu Batu, Masalle, Baroko, Curio, dan sebagian penduduk di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Enrekang dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Enrekang, Cendana, dan sebagian penduduk di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Maiwa dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Maiwa dan Kecamatan Bungin. Melihat dari kondisi sosial budaya tersebut, maka beberapa masyarakat menganggap perlu adanya penggantian nama Kabupaten Enrekang menjadi Kabupaten Massenrempulu'. Sehingga terjadi keterwakilan dari sisi sosial budaya. SEJARAH TERBENTUKNYA KABUPATEN ENREKANG
PENDAHULUAN
Sejak abad XIV, daerah ini disebut MASSENREMPULU yang artinya meminggir gunung atau menyusur gunung, sedang sebutan Enrekang dari ENDEG yang artinya NAIK DARI atau PANJAT dan dari sinilah asal mulanya sebutan ENDEKAN. Masih ada arti vrsi lain yang dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi Pemerintahan telah dikenal dengan nama “ENREKANG” versi Bugis sehingga jika dikatakan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang adalah daerah pegunungan, sudah mendekati kepastian sebab jelas bahwa Kabupaten Enrekang terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit sambung menyambung mengambil ± 85 % dari seluruh luas wilayah yang luasnya ± 1.786.01 Km².
Pada mula terbentuknya Kabupaten Enrekang yang telah mengalami beberapa kali pergantian Bupati sampai sekarang, antara lain :
Periode 1960 - 1963 dijabat oleh ANDI BABBA MANGOPO Periode 1963 - 1964 dijabat oleh M. NUR Periode 1964 - 1965 dijabat oleh M. CAHTIF LASINY Periode 1965 - 1969 dijabat oleh BAMBANG SOETRESNA Periode 1969 - 1971 dijabat oleh ABD. RACHMAN, BA. Periode 1971 - …… dijabat oleh Drs. A. PARAWANSA (Pjs.) Periode 1971 - 1978 dijabat oleh MUCH. DAUD (± 2 Thn masa non Fictive ) Periode 1978 - 1983 dijabat oleh H. ABDULLAH DOLLAR, BA. Periode 1983 - 1988 dijabat oleh M. SALEH NURDIN AGUNG Periode 1988 - 1993 dijabat oleh H. M. AMIN SYAM Periode 1993 - 1998 dijabat oleh H. ANDI RACHMAN Periode 1998 – 6 Oktober 2003 dijabat oleh Drs. H. IQBAL MUSTAFA Wakil Bupati Drs. ZAINI BADAWING Periode 2003 – 2008 dijabat oleh Ir. H. LA TINRO LA TUNRUNG Wakil Bupati H. MUH. LODY SINDANGAN, SH. M.Si.
Periode 2008 (Mei s/d Oktober 2008) dijabat oleh H. MUH. LODY SINDANGAN, SH. M.Si. (Menjabat selama 5 bulan, menggantikan H. La tinro La Tunrung, yang ikut dalam pencalonan Bupati Periode 2008 - 2013)
Periode 2008 sampai sekarang dijabat oleh Ir. H. LA TINRO LA TUNRUNG Wakil Bupati Drs. NURHASAN.
Dilantik oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo pada tanggal 9 Oktober 2008, di Lapangan Batili Abu Bakar Lambogo.
Pelantikan Bupati Enrekang yang pertama tepat pada tanggal 19 Pebruari 1960 yang juga menjadi hari terbentuknya DAERAH KABUPATEN ENREKANG.
Kemudian tidak adillah bila kita tidak menyebutkan para mantan Pimpinan Daerah dibidang legistalif sampai sekarang antara lain :
ANDI BABA MANGOPO (merangkap Bupati karena masih DPRD GR) Tahun 1960 – 1963 ABD. RAHMAN, BA. H. ARIFIN ALI MAHATMANTONG M. JAFAR IBRAHIM TAQWA H.M. MIEN KAMASE JAMALUDDIN TANTI M. SALEH NURDIN AGUNG sebagai Ketua dan Wakilnya MAYOR ABDUL LATIF. H. ABD. SAMAD MANNAN sebagai Ketua dan Wakilnya MAYOR CHK HUSAIN GANTARAN, SH. H.M. ALI RAHIM sebagai Ketua dan Wakilnya Drs. MUSTAFA CAWIDU dan LETKOL MUSTAFA BK. H. JK. SAWATI (periode 1999 – 2004 ) - Periode 1999 - ….. wakilnya MAYOR CHOIRI
- Periode 1999 – 2004 Wakilnya MAYOR CHOIRI dan H. ACHMAD ANGGORO
- Periode 2004 – 2005 Wakilnya SAFRUDDIN, SH dan H. ACHMAD ANGGORO
- Periode 2005 - 2008 H. AHMAD ANGGOR wakilnya SAFRUDDIN,SH dan Drs. H. MUSTAKIM -

PEMERINTAHAN
Sebelum terbentuknya menjadi Kabupaten berturut-turut mengalami perubahan bentuk :
PERTAMA : Menurut sejarah pada mulanya Kabupaten Enrekang adalah merupakan suatu kerajaan besar yang bernama MALEPONG BULAN, kemudian kerajaan ini bersifat MANURUNG dengan sebuah federasi yang menggabungkan 7 kawasan/kerajaan yang lebih dikenal dengan federasi ”PITUE MASSENREMPULU” yaitu :
1. Kerajaan Endekan, yang dipimpin oleh Arung/Puang Endekan 2. Kerajaan Kassa, yang dipimpin oleh Arung Kassa' 3. Kerajaan Batulappa', yang dipimpin oleh Arung Batulappa' 4. Kerajaan Tallu Batu Papan (Duri), yang merupakan gabungan dari Buntu Batu, Malua, Alla'.

  Buntu Batu dipimpin oleh Arung/Puang Buntu Batu, Malua oleh Arung/Puang Malua, Alla' oleh Arung  Alla'
5. Kerajaan Maiwa, yang dipimpin oleh Arung Maiwa 6. Kerajaan Letta', yang dipimpin oleh Arung Letta' 7. Kerajaan Baringin (Baringeng), yang dipimpin oleh Arung Baringin.
Pitu (7) Massenrempulu ini terjadi kira-kira dalam abad ke XIV M. Tetapi, sekitar pada abad ke XVII M, Pitu (7) massenrempulu' berubah menjadi Lima Massenrempulu'. Kerajaan Baringin dan Kerajaan Letta' tidak bergabung lagi ke dalam federasi Massenrempulu'.
Akibat dari politik Devide At Impera, Pemerintah Belanda lalu memecah daerah ini dengan adanya Surat Keputusan dari Perintah Kerajaan Belanda (Korte Verkaling ), dimana Kerajaan Kassa dan kerajaan Batu Lappa' dimasukkan ke Sawitto. Ini terjadi ± Tahun 1905 ( abad XX ), sehingga untuk tetap pada keadaan Lima Massenrempulu' tersebut, maka kerajaan-kerajaan yang ada didalamnya yang dipecah. beberapa bentuk pemerintahan di wilayah Massenrempulu' pada masa itu, yakni:
1. Kerajaan-kerajaan di Massenrempulu' pada Zaman penjajahan Belanda secara Admisnitrasi Belanda, berubah menjadi Landshcap. Tiap Landschap dipimpin oleh seorang Arung ( Zelftbesteur ) dan dibantu oleh Sulewatang dan Pabbicara /Arung Lili, tetapi kebijaksanaan tetap ditangan Belanda sebagai Kontroleur. Federasi Lima Massenrempulu' kemudian menjadi : Buntu Batu, Malua, Alla'( Tallu Batu Papan / Duri ), Enrekang ( Endekan ), dan Maiwa. Pada tahun 1012 sampai dengan 1941 berubah lagi menjadi Onder Afdeling Enrekang yang dikepalai oleh seorang Kontroleur ( Tuan Petoro ).
2. Pada zaman Pendudukan Jepang ( 1941 – 1945 ) Onder Afdeling Enrekang berubah nama menjadi Kanrikan, Pemerintahan dikepalai oleh seorang Bunkem Kanrikan.
3. Dalam zaman NICA ( NIT 1946 – 27 Desember 1949 ), kawasan Massenrempulu kembali menjadi Onder Afdeling Enrekang.
4. Kemudian sejak tanggal 27 Desember 1949 sampai 1960 Kawasan Massenrempulu berubah menjadi Kewedanaan Enrekang dengan pucuk pimpinan Pemerintahan disebut Kepala Pemerintahan Negeri Enrekang ( KPN ENREKANG ) dan meliputi 5 (lima) SWAPRAJA, yakni :
1. SWAPRAJA ENREKANG 2. SWAPRAJA ALLA 3. SWAPRAJA BUNTU BATU 4. SWAPRAJA MALUA 5. SWAPRAJA MAIWA
Adapun mantan Kepala Pemerintahan Negeri Enrekang (KPN) :
ABDUL HAKIM ABDUL RAHMAN, BA. ABDUL MADJID PATTAROPURA NUHUNG A T J O Yang menjadi catatan atau lembaran sejarah yang tak dapat dilupakan, bahwa dalam perjuangan atau pembentukan Kewadanaan Enrekang ( 5 SWAPRAJA) menjadi DASWATI II / DAERAH SWANTARA TINGKAT II ENREKANG atau KABUPATEN MASSENREMPULU. (ingat bahwa yang disetujui kelak dengan nama Kabupaten Dati II Enrekang mungkin karena latar belakang historisnya).
Adapun pernyataan . resolusi tesebut :
Pernyataan Partai / Ormas Massenrempulu di Enrkang pad tanggal 27 Agustus 1956. Resolusi Panitia Penuntut Kabupaten Massenrempulu di Makassar pada tanggal 18 Nopember 1956 yang diketuai oleh ALMARHUM Drs. H.M. RISA. Resolusi HIKMA di Pare pare tanggal 29 Nopember 1956. Resolusi Raja-raja (ARUM PARPOL / ORMAS MASSENREMPULU ) di Kalosi tanggal 14 Desember 1956 Diantara Tokoh-tokoh / Sesepuh MASSENREMPULU yang mempelopori terbentuknya Kabupaten Enrekang antara lain :
Drs. H. M. RISA Drs. H. M. THALA H. ANDI SANTO PALISURI H. M. YASIN ANDI MARAINTANG ANDI BASO NUR RASYID ANDI TAMBONE BOMPENG RILANGI ANRI ENRENG ABDUL RAHMAN, BA. DAN MASIH BANYAK LAGI NAMA YANG TAK SEMPAT DISEBUTKAN
Berdasarkan PP No. 34 Tahun 1962 dan Undang-Undang NIT Nomor 44 Tahun 1960 Sulawesi terpecah dan sebagai pecahannya meliputi Administrasi (AFDELING) Parepare yang lebih dikenal dengan nama Kabupaten Parepare lama, dimana kewedanaan Kabupaten Enrekang adalah merupakan salah satu daerah diantara 5 (lima) Kewedanaan lainnya.
Selanjutnya dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi atau daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI II), maka Kabupaten Parepare lama terpecah menjadi 5 (lima) DASWATI II antara lain :
DASWATI II ENREKANG DASWATI II SIDENRENG RAPPANG DASWATI II BARRU DASWATI II PINRANG DASWATI II PARE PARE Kelima gabungan darah tersebut dari dulu dikenal dengan nama : AFDELING PAREPARE
Dengan terbentuknya DASWATI II ENREKANG berdasarkan Undang-Undang Nomor : 29 Tahun 1959, maka sebagai tindak lanjut pada tanggal 19 februari 1960 dilantiklah saudara H. ANDI BABBA MANGOPO sebagai Bupati yang pertama dan hari terbentuknya DASWATI II Enrekang atau KABUPATEN ENREKANG berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pemerintahan Daerah.
Sehubungan dengan ditetapkannya Perda Nomor : 4,5,6 dan 7 tahun 2002 tanggal 20 Agustus 2002 tentang Pembentukan 4 (empat) Kecamatan Definitif dan Perda Nomor 5 dan 6 Tahun 2006 tentang Pembentukan 2 Kecamatan sehingga pada saat ini enrekang telah memiliki 12 (duabelas ) Kecamatan yang defenitif yaitu :
1. Kecamatan Enrekang ibukotanya Enrekang 2. Kecamatan Maiwa ibukotanya Maroangin 3. Kecamatan Anggeraja ibukotanya Cakke 4. Kecamatan Baraka ibukotanya Baraka 5. Kecamatan Alla ibukotanya Belajen 6. Kecamatan Curio ibukotanya Curio 7. Kecamatan Bungin ibukotanya Bungin 8. Kecamatan Malua ibukotanya Malua 9. Kecamatan Cendana ibukotanya Cendana 10. Kecamatan Buntu Batu ibukotanya Pasui hasil pemekaran dari Kecamatan Baraka diresmikan oleh Bapak Bupati Enrekang yang dihadiri Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 19 Januari 2007. 11.Kecamatan Masalle ibukotanya Lo’ko hasil pemekaran dari Kecamatan Alla. 12.Kecamatan Baroko Ibukotanya Baroko hasil pemekaran dari Kecamatan Alla. Diresmikan oleh Bapak Bupati Enrekang, dihadiri Bapak Gubernur Prov. Sulawesi Selatan, Para Muspida, Tokoh Agama dan Tokoh-tokoh Masyarakat. Selanjutnya dari 12 (Duabelas) Kecamatan Defenitif terdapat 112 (seratus dua belas ) desa / kelurahan, yang terdiri dari 17 Kelurahan dan 95 desa. Adapun jumlah penduduk Kabupaten Enrekang untuk keadaan sekarang ( 2008) dalam memasuki Hari Ulang Tahun (HUT) ke 48 Kabupaten Enrekang sejumlah 168.810 terdiri dari laki-laki sebanyak 93.939 jiwa, perempuan sebanyak 92.871 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 43.062.
D. PENUTUP
Akhirnya saya mengajak hadirin dan seluruh masyarakat MASSENREMPULU dimana saja berada mari kita jadikan budaya MASSENREMPULU sebagai modal dasar pembangunan dalam melaksanakan otonomi daerah untuk mewujudkan predikat atau gelar yang pernah diberikan oleh raja-raja dari Bugis yang diungkapkan dalam Bahasa Bugis bahwa :
” NAIYYA ENREKANG TANA RIGALLA, LIPU RIONGKO TANA RIABBUSUNGI ”
” NAIYYA TANAH MAKKA TANAH MAPACCING MASSENREMPULU ”
” NAIYYA TANAH ENREKANG TANAH SALAMA ”
Demikian sekelumit dan sejarah ringkas kami bawakan.

Diberdayakan oleh Blogger.